Review : Be a Mi User


Dear all,

Lama rasanya saya gak menyentuh blog ini. Entah masih ada yang kesasar apa gak kesini. Semoga dengan postingan kali ini jadi titik balik saya untuk kembali menulis, menulis apapun yang terlintas di pikiran.

Baca Juga : Tutorial UBL dan TWRP Redmi 3 / Pro tanpa SMS

Sejak tahun lalu, saya officially menjadi pengguna smartphone xiaomi. Brand yang tentu sudah tidak asing lagi belakangan ini. Berawal dari ingin move on ke ponsel 4g dari ponsel saya sebelumnya, Infinix Hot Note. Tidak, produk Infinix itu tidak melakukan kesalahan selama saya gunakan. Almost no error found. Hanya ingin merasakan teknologi inter-koneksi baru berana 4G-LTE. 

Saat itu sekitar bulan Juni. Saya mulai mencari referensi ponsel apa yg worth to buy. Worth secara value dan tentu saja worth secara spesifikasi. Ada beberapa kandidat yang ada dalam list saya, dari brand Alcatel, Lenovo, sampai Xiaomi. Ya, saya memang tipe orang yg gak buru-buru utk memilih smartphone. Jadi, setelah sekitar seminggu mencari referensi serta melakukan komparasi, pilihan jatuh kepada brand Xiaomi dengan Redmi 3 Pro-nya (budget saya terbatas :v)

Baca juga : Tutorial UBL dan TWRP Redmi Note 3 (Kenzo) tanpa SMS

Diatas kertas, dengan harga dibawah 2jt, mengusung spesifikasi yg cukup mumpuni di kelasnya, Redmi 3 Pro benar-benar menjadi pilihan yg tepat untuk saya. Mungkin ada pertanyaan, kenapa gak Redmi Note 3 Pro? Ya, saya pecinta ponsel berukuran 5 inch yang menurut saya sangat fit di tangan. 

Qualcomm Snapdragon 616 (minor upgrade from 615), Ram 3GB, Internal 32GB, Fingerprint, 4G LTE yang support hampir semua provider di Indonesia, dengan harga yang, ya, tau sendiri lah khas Xiaomi, murah spek wah. Dan, satu hal lagi yg menjadi alasan kuat saya untuk meminang brand Xiaomi adalah komunitasnya yg begitu kuat di banding brand lain.

Sejak sebelum booming Android saya memang sudah suka ngoprek ponsel. Jadi, dengan adanya komunitas-komunitas aktif di brand Xiaomi, hobi saya dalam ngotak-atik ponsel bisa tersalurkan dengan baik.

Setahun saya menggunakan Redmi 3 Pro, dan cukup memuaskan. Mulailah saya jatuh cinta dengan brand satu ini. Beberapa accessoris & tools keluaran Xiaomi pun akhirnya saya beli. Dari Mi Wifi Repeater hingga Mi Band 2. 

Kemudian muncul kebutuhan lain yang tidak dapat diakomodir oleh Redmi 3 Pro. Suhu dan daya tahan baterai. Muncul lah keinginan untuk mencari penggantinya, tentu masih brand yang sama. Pilihan antara Redmi 4 Prime dan Redmi Note 4x. Keduanya memakai processor Qualcomm Snapdragon 625 dengan arsitektur 14nm yang tentu membuat kinerja makin oke, konsumsi daya rendah, dan otomatis suhu terkontrol. Daaaann, sebagai pecinta ponsel 5 inch tentu saja saya memilih Redmi 4 Prime, gak peduli walaupun developer Redmi Note 4x lebih banyak. Hidup 5 inch ! ! ! 

Sekarang sudah 6 bulan lebih saya menggunakan Redmi 4 Prime. Impresi? MEMUASKAN. Tentu saya bicara tentang pemakaian sehari-hari, karena saya bukan mobile gamer. SD 625 benar-benar memberi pengaruh besar pada konsumsi daya. Dengan pemakaian aktif (sosmed, bluetooth, music), cukup 1 kali charge dalam sehari. Suhu? Adem kayak wajah saya :D

Baca juga : TWRP Mi Max tanpa UBL

Well, sejauh ini brand Xiaomi cukup memuaskan. MiFans kah saya? Sepertinya belum. Saya bukan fanboy. Tetap ada kekurangan dalam brand tercinta ini. Harga murah, spek wah, percayalah pasti ada hal lain yg direduksi kualitasnya. Misal dalam Redmi 4 Prime saya, overall OK, tapi microphone untuk merekam suara yg kencang hasilnya tidak memuaskan. Tapi it's OK, saya bukan musisi.

Afterall, dengan harga yang ditawarkan, brand Xiaomi memberi sesuatu di atas ekspektasi. Memuaskan.

PS : Do not ever plug an AUX from active speaker in to your beloved Mi Device !!

Komentar